PSAK 105: Panduan Lengkap Aset Tidak Lancar Dan Operasi Yang Dihentikan
PSAK 105 adalah standar akuntansi keuangan di Indonesia yang mengatur tentang aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan operasi yang dihentikan. Guys, standar ini penting banget buat kalian yang berkecimpung di dunia akuntansi karena akan sangat mempengaruhi bagaimana kalian mencatat dan menyajikan laporan keuangan. Standar ini memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana perusahaan harus memperlakukan aset yang tidak lagi digunakan dalam operasi normal dan juga bagaimana cara melaporkan laba rugi dari operasi yang dihentikan. Yuk, kita bedah lebih dalam!
Apa Itu Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual?
Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual adalah aset (atau kelompok aset) yang nilai tercatatnya akan dipulihkan terutama melalui transaksi penjualan, bukan melalui penggunaan yang berkelanjutan. Maksudnya gimana, nih? Jadi gini, guys, kalau perusahaan punya aset yang rencananya mau dijual, bukan lagi dipakai buat kegiatan operasional sehari-hari, maka aset itu masuk kategori ini. Contohnya, perusahaan punya pabrik yang udah nggak kepake lagi dan mau dijual. Nah, pabrik itu masuk kategori aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual.
Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar suatu aset bisa diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual:
- Aset harus tersedia untuk dijual dalam kondisi saat ini. Artinya, aset tersebut harus sudah siap dijual, tanpa perlu ada perbaikan atau modifikasi signifikan.
- Penjualan harus sangat mungkin terjadi. Perusahaan harus punya rencana untuk menjual aset tersebut dan rencana itu harus didukung oleh bukti-bukti yang kuat, seperti adanya penawaran dari calon pembeli.
- Aset harus diupayakan secara aktif untuk dijual. Perusahaan harus aktif mencari pembeli, misalnya dengan memasang iklan atau menghubungi calon pembeli potensial.
- Penjualan diharapkan memenuhi syarat dalam waktu satu tahun dari tanggal klasifikasi. Kecuali ada pengecualian tertentu yang diatur dalam PSAK 105.
Jika aset memenuhi kriteria-kriteria di atas, maka aset tersebut harus diukur pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Ini artinya, kalian harus membandingkan nilai buku aset dengan harga yang diperkirakan bisa didapatkan jika aset itu dijual (dikurangi biaya penjualan). Nilai yang lebih rendah dari kedua angka itulah yang akan digunakan sebagai nilai aset dalam laporan keuangan. Ingat ya, guys, ini penting banget buat memastikan laporan keuangan kalian menyajikan informasi yang relevan dan andal.
Contoh Kasus:
Misalnya, perusahaan punya mesin produksi dengan nilai buku Rp100 juta. Perusahaan berencana menjual mesin tersebut dan memperkirakan bisa menjualnya dengan harga Rp120 juta, namun ada biaya penjualan sebesar Rp10 juta.
- Nilai Wajar = Rp120 juta - Rp10 juta = Rp110 juta.
- Nilai yang lebih rendah antara nilai buku dan nilai wajar = Rp100 juta.
Jadi, nilai mesin yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan adalah Rp100 juta.
Operasi yang Dihentikan: Definisi dan Pengakuan
Operasi yang dihentikan adalah komponen entitas yang telah, atau diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, dan:
- Merepresentasikan lini bisnis atau wilayah geografis yang utama yang terpisah dari operasi dan lini bisnis atau wilayah geografis.
- Merupakan bagian dari rencana tunggal terkoordinasi untuk melepaskan lini bisnis atau wilayah geografis yang utama, atau
- Merupakan entitas anak yang diperoleh semata-mata dengan maksud untuk dijual kembali.
Gampangnya gini, guys, operasi yang dihentikan itu adalah bagian dari bisnis perusahaan yang sudah nggak dijalankan lagi. Misalnya, perusahaan punya beberapa pabrik, tapi salah satu pabriknya diputuskan untuk ditutup. Nah, pabrik yang ditutup itulah yang disebut sebagai operasi yang dihentikan.
Pengakuan Operasi yang Dihentikan:
- Laba atau rugi dari operasi yang dihentikan harus dilaporkan secara terpisah dalam laporan laba rugi.
- Aset dan kewajiban yang terkait dengan operasi yang dihentikan juga harus disajikan secara terpisah dalam laporan posisi keuangan (neraca).
Penyajian dalam Laporan Keuangan:
Dalam laporan laba rugi, laba atau rugi dari operasi yang dihentikan akan disajikan setelah laba atau rugi dari operasi yang berkelanjutan. Penyajian ini bertujuan untuk memberikan informasi yang lebih jelas kepada pengguna laporan keuangan tentang kinerja perusahaan.
Contoh Kasus:
Sebuah perusahaan memutuskan untuk menutup divisi retailnya. Divisi retail tersebut memenuhi definisi operasi yang dihentikan. Maka, dalam laporan laba rugi, perusahaan akan melaporkan:
- Laba atau rugi dari operasi divisi retail (sebelum dihentikan).
- Laba atau rugi dari pelepasan aset divisi retail (jika ada).
Semua informasi ini disajikan secara terpisah dari laba atau rugi dari operasi perusahaan yang masih berlanjut.
Perbedaan Utama: Aset Tidak Lancar vs. Operasi yang Dihentikan
Walaupun PSAK 105 mengatur keduanya, ada perbedaan mendasar antara aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan operasi yang dihentikan. Perbedaannya terletak pada ruang lingkupnya. Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual fokus pada perlakuan akuntansi untuk aset individu yang akan dijual. Sedangkan, operasi yang dihentikan lebih luas, mencakup seluruh komponen entitas (seperti lini bisnis atau wilayah geografis) yang telah atau akan dihentikan.
Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual adalah tentang aset yang akan dijual, sedangkan operasi yang dihentikan adalah tentang bagian dari bisnis yang dihentikan. Keduanya memiliki dampak signifikan terhadap laporan keuangan, namun perlakuan dan penyajiannya berbeda. Operator harus memahami perbedaan ini dengan baik agar dapat menyajikan informasi yang akurat dan relevan bagi para pemangku kepentingan.
Pengukuran Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual
Pengukuran awal: Aset tidak lancar (atau kelompok pelepasan) yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual diukur pada nilai tercatat atau nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, mana yang lebih rendah.
Pengukuran selanjutnya: Aset yang memenuhi kriteria untuk diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual tidak lagi diamortisasi. Penyusutan atas aset yang bersangkutan dihentikan sejak klasifikasi tersebut.
Kerugian penurunan nilai: Jika nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual lebih rendah dari nilai tercatat aset, maka kerugian penurunan nilai harus diakui.
Pemulihan: Pemulihan atas kerugian penurunan nilai diakui jika ada kenaikan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, tetapi tidak melebihi kerugian penurunan nilai yang telah diakui sebelumnya.
Penyajian dan Pengungkapan
Penyajian: Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual harus disajikan terpisah dari aset lainnya dalam laporan posisi keuangan. Kewajiban yang terkait juga harus disajikan terpisah.
Pengungkapan: Perusahaan harus mengungkapkan informasi yang cukup untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan mengevaluasi dampak keuangan dari aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan operasi yang dihentikan. Pengungkapan tersebut meliputi:
- Deskripsi aset tidak lancar atau operasi yang dihentikan.
- Fakta dan keadaan penjualan atau pelepasan.
- Laba atau rugi yang diakui.
- Jika berlaku, segmen tempat aset tidak lancar atau operasi yang dihentikan berada.
Implikasi Praktis PSAK 105
Pentingnya PSAK 105 dalam Praktik: Guys, penerapan PSAK 105 itu penting banget dalam praktik akuntansi. Standar ini memastikan bahwa informasi keuangan yang disajikan itu relevan dan andal. Dengan mengikuti standar ini, perusahaan bisa memberikan gambaran yang jelas tentang aset yang akan dijual dan juga kinerja dari operasi yang dihentikan. Ini membantu para investor, kreditur, dan pemangku kepentingan lainnya untuk membuat keputusan yang tepat.
Tantangan dalam Penerapan: Penerapan PSAK 105 juga punya tantangan tersendiri, guys. Salah satunya adalah dalam menentukan nilai wajar aset. Penilaian nilai wajar itu nggak selalu mudah, terutama kalau asetnya unik atau pasar penjualannya nggak aktif. Selain itu, perusahaan juga harus memastikan bahwa mereka punya sistem dan prosedur yang memadai untuk melacak dan mencatat semua transaksi yang berkaitan dengan aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan operasi yang dihentikan.
Tips untuk Praktisi Akuntansi:
- Pahami Definisi: Pastikan kalian memahami definisi aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan operasi yang dihentikan dengan jelas.
- Lakukan Penilaian yang Cermat: Lakukan penilaian yang cermat terhadap aset dan operasi perusahaan untuk memastikan klasifikasi yang tepat.
- Dokumentasikan dengan Baik: Dokumentasikan semua keputusan dan penilaian yang kalian buat.
- Konsultasikan dengan Ahli: Jika kalian ragu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli akuntansi.
Kesimpulan
PSAK 105 memberikan kerangka kerja yang penting untuk mencatat dan melaporkan aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan operasi yang dihentikan. Dengan memahami standar ini, praktisi akuntansi dapat memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan menyajikan informasi yang akurat dan relevan. Ingat, guys, pemahaman yang baik terhadap standar ini akan sangat membantu kalian dalam menjalankan tugas-tugas akuntansi dan dalam memberikan informasi keuangan yang berkualitas. Jadi, teruslah belajar dan berlatih ya!